Tadabbur Alam

Survive dengan alam, merupakan Pengalaman yang tak akan terlupakan sepanjang hidup. Falsafah hidup tidak harus mewah sangat mengena disini.


Hidup di alam dengan beragam tantangannya membangun mental pejuang handal. Inilah diantara manfaat tersirat secara sadar atau tidak pada kegiatan perkemahan di pondok Modern Ibadurrahman.
Namanya Tadabbur Alam.

Kegiatan ini selalu rutin dilaksanakan setiap tahunnya di awal tahun pembelajaran dan merupakan bagian dari khutbatul arsy (baca lagi khutbatul arsy) begitu juga porseni dan panggung talenta.

Sepanjang sejarahnya, Tadabbur Alam banyak di laksanakan di luar areal pondok, mulai dari lintas kecamatan hingga lintas kota. Tempat wisata, lapangan bola hingga hutan setengah belantarapun pernah menjadi tuan rumah. Tempat tempat wisata yang dulunya masih dalam tahap perintisan pernah menjadi saksi bisu kemeriahan acara yang juga disebut Perkemahan Tahunan.

Pada masa awal2 pembukaan Kebun raya unmul lempake. Ketika patung orang utan dan dinosaurus itu belum ada seperti sekarang. Tadabbur Alam Ibadurrahman sudah ramai2 berkemah kesana. Ketika pulau kumala belum punya jembatan penyeberangan, Tadabbur Alam Ibadurrahman sudah menancapkan pasak2 tendanya diatas tanah disamping patung naga yang berada di pulau terujung. Bahkan hingga 2 kali sudah berkemah disana. Patung lembuswanapun masih duduk santai pada masa itu, belum berdiri tegak seperti sekarang.

Di masa awal-awal, Tadabbur Alam Ibadurrahman menggunakan sistem kepanitiaan biasa yang terdiri dari ketua, bendahara, sekretaris dilanjutkan seksi kegiatan lainnya. Sejak tahun 2007, sistem kepanitaan dirombak, mengadopsi sistem kepanitiaan jamboree internasional. Perubahan ini terjadi setelah Pondok Modern Ibadurrahman mengutus anggota pramukanya untuk mengikuti kegiatan jambore internasional di Inggris. Namanya eurojam. Kegiatan pramuka yang diadakan oleh organisasi pramuka dunia (WOSM) di tahun 2005 di negara Inggris tepatnya di hyland Park celmford. Kontingen Ibadurrahman mengirim 10 orang perwakilan terdiri dari 8 anggota dan 2 pembina. Alhamdulillah dari berangkat hingga pulang kembali, semua lancar.

Tim inilah yang membawa pelajaran dari pengalaman-pengalaman ketika mengikuti kegiatan tersebut. Termasuk sistem kepanitiaan yang mampu mengelola jumlah kelompok Tadabbur alam yang bertambah banyak itu menjadi lebih mudah.

Hingga saat ini Tadabbur Alam yang dijalankan santri sering disebut "camping" tetap rutin dilaksanakan dengan peserta yang terus bertambah serta konsep acara selalu berubah dan tetap meriah.

MIT WEEKLY

Berita dan Peristiwa